Genggam Erat Jemariku, Nak (Kisah Guru Mandiri)
“Segala sesuatunya tidak akan terjadi tanpa campur tangan Allah Sang Pencipta segala. Ini adalah takdir saya. Saya harus senantiasa berpikir positif. Berbaik sangka hanya pada Allah saja, karena Allah akan memberikan sesuatu berdasarkan prasangka hamba-Nya. So, be positive Rusmi, and be happy, Ok!” Rusmi mencoba menenangkan dirinya.
Perasaan yang wajar hadir saat dihadapkan pada sesuatu hal untuk yang pertama kalinya. Akankah semuanya akan baik-baik saja? Langkah apakah yang kemudian Rusmi lakukan untuk menjalani amanah yang dipikulkan di pundaknya saat itu?
Genggam Erat Jemariku, Nak, adalah sebuah buku memoar yang berkisah tentang kejadian-kejadian yang ditemui oleh Rusmi saat menjadi guru di kelas rendah, yaitu kelas satu. Penuh warna dan menggelitik. Peristiwa-peristiwa lucu dan menggemaskan terangkum apik dalam buku ini.
Diceritakan, Rusmi berusaha membuat kelas layaknya istana. Yang bisa bikin murid-murid nyaman dan bahagia. Memangnya bisa? Rusmi menjawab mantap, “Yup, senyaman dan sebahagia sang raja dan sang ratu di istananya. Dan, di sini saya sebagai ibu surinya.”
“Ha, ha, ha, serasa di negeri dongeng yah! Jadi kangen deh sama cerita Oki dan Nirmala.” Kenang Rusmi sambil tertawa. Sebuah dongeng yang dikisahkan secara berseri di sebuah majalah anak, yang begitu populer di era tahun delapan puluhan. “Ups, jadi ketauan deh umur saya. Tapi memang, cerita itu sangat menarik dan senantiasa ditunggu kehadirannya, loh.” Ujar Rusmi lagi.
Oh ya, kita semua tau, bahwa kelas itu tempatnya belajar. Belajar biasanya menggunakan organ otak, bukan? Benar, otak merupakan penghasil kepandaian. Agar pandai, otak harus selalu digunakan. Cara menggunakan otak yaitu dengan berpikir. Dan berpikir merupakan proses belajar. Jadi, tidak ada kepandaian jika tidak ada proses belajar yang dilakukan.
Ups, ada apa ini?
“Yang cepet makannya Kuni, mama kan mau pulang. Cucian mama belum dijemurin tadi di rumah.” Omel mama Kuni sambil menyuapi anaknya di depan kelas pagi itu.
Beberapa waktu kemudian.
“Huh, alasan! Pokoknya aku gak mau lagi main sama kamu!” hardik Bita kesal. Nuri pun terkejut, ia merasa sedih sekali.
Waduh, apa lagi ini?
“Oh, I see. Jadi selama ini Icha takut karena tidak ada stiker doa ditempel di pintu toilet sekolah?” Rusmi memegang tangan mungil Icha, mencoba meyakinkan.
Ya, ampun. Apa yang terjadi?
“Bu, Ara gak mau belajar sama Pak Jun, Ara takut,” katanya dengan suara yang parau karena menahan isak tangis. Setelah jam istirahat ini memang pelajaran olah raga. Mengapa Ara takut sama Pak Jun, tanya Rusmi dalam hati.
Wah, ada lagi nih.
“Pekan sebelumnya Devin juga ijin. Katanya ia mau urut karena kakinya terkilir. Sementara pekan sebelumnya lagi ia ijin karena mau ke dokter. Kok rasanya seperti ada yang salah ya.” Rusmi membatin dalam hati. Kenapa hampir setiap Rabu Devin tidak masuk sekolah. Seperti ada yang ia hindari.
Lalu, apa yang salah ya?
Teman-temannya tampak kebingungan. Tak tau apa yang terjadi pada diri Akra. Padahal aslinya Akra adalah anak yang ceria dan lincah. Rusmi pun harus putar otak, berusaha bersikap agar tidak membuat kondisi hati Akra kian merana.
Sarah kenapa?
Sejenak Rusmi terdiam, menarik napas dalam sambil memandang Sarah yang masih saja menangis ketakutan. Rusmi memeluk Sarah beberapa saat. Tidak lama kemudian Rusmi memandang keluar jendela. Langit sudah agak terlihat terang, hujan mulai reda, guntur dan petir pun berangsur menghilang.
Kasihan Iki.
Sejak kecil Iki tidak mendapatkan hangatnya belaian sang ibu sebagaimana anak-anak lainnya. Seperti apa rasanya disayang-sayang ibu, mungkin Iki juga tidak tau. Yang penting ia bisa bersekolah dan main sepuasnya, begitu mungkin pikirnya.
Itulah sekelumit kisah-kisah sarat hikmah antara guru dan muridnya di sekolah, yang terjadi dalam keseharian dan coba dirangkum dalam buku “Genggam Erat Jemariku, Nak” yang insyaallah akan terbit di bulan Februari atau Maret. Penasaran dengan kelanjutan kisah bu guru dan murid-muridnya di kelas? Jangan sampai ketinggalan, nantikan kehadirannya segera ya, gaes!
Whaaa.. penasaran ibuuu
BalasHapusNantikan kehadiran bukunya ya mba.. makasih..^^
Hapus